Mengejar Karir atau Menyelesaikan Hafalan Al-Quran

-



Which one should I prioritize?



Assalamualaikum teman-teman, kembali lagi dengan saya yang sudah lama tidak menulis. Kali ini aku akan membahas sesuatu yang mungkin agak menarik bagi saya sendiri dan membuat kebingungan bagi saya sendiri, selalu bertanya-tanya pada diri saya sendiri, apakah saya bisa menyelesaikan / mengkhatamkan hafalan saya sampai 30 juz sedangkan teman-teman saya sudah mulai berkarir? Okeyy mari kita bahas…

 

Sebenarnya memang agak sulit memadupadankan antara kedua itu karena menurut saya dua-duanya harus dapet. Dulu saya memang sudah menargetkan untuk harus khatam berbarengan dengan saya wisuda s1, namun seiring berjalannya waktu, banyak kegiatan dan aktivitas yang harus saya jalankan, malah jadinya harus dikorbankan hafalan saya. Guru saya pernah dawuh bahwa walaupun memang benar-benar sibuk tolong usahakan tetap nderes, kuncinya nderes. Tapi diri ini sudah terlalu jauh untuk menekuni hafalan. Saya terlalu memikirkan salah satu saja bagaimana agar saya bisa seperti teman-teman saya untuk berorganisasi dan fokus kuliah. Dari mulai semester 3 hingga semester 6 ini waktu 24 jam itu saya rasa kurang. Mulai dari harus fokus kuliah, organisasi, hafalan, murojaah, mengurus anak-anak pondok, belum lagi jika di pondok terdapat suatu permasalahan. Sebenarnya niat saya menulis blog ini adalah membantu teman teman yang sedang merasakan kerisauan seperti saya dapat menemukan jawaban dan solusinya dengan membaca blog ini. Setelah membaca beberapa pendapat orang-orang di sosial media dan berkutik pada pemikiran sendiri saya menemukan solusinya.

1. Lakukan keduanya beriringan. Jika memilih untuk fokus kuliah dan menghafal, catatan pentingnya harus punya support system yang kuat. Maksud support system ngga harus punya pacar, malah ngga boleh pacaran karena itu menurut saya dapat mengganggu hafalan, bahkan mikirin cowok doang walaupun ngga pacaran aja masih keganggu, lagi ngehafal tiba-tiba kepikiran si dia. Pokoknya saran saya ngga boleh mikirin cowo. Cari support system sesama jenis yang dimana orang itu semangat banget dan bisa jadi partner muroja’ah. Usahakan cari lingkungan yang pondoknya sama-sama mahasiswa tapi punya visi jadi hafidz. Contohnya teman saya dan saya wkwk engga deng bercanda, walaupun seharian kuliah full padet di kampus tapi tetep harus setor murojaah dan harus tetep setor hafalan.

2. Jadi seorang penghafal al-quran itu harus beda. Jika orang-orang tidur maka kamu harus bangun, eits tapi di sini bangun bukan untuk scroll tik tok ya tapi bangun untuk murojaah hafalan. Ketika lagi liburan semester usahakan untuk bener-bener memperbaiki hafalan kalau bisa sehari itu harus murojaah minimal 5 juz. Klu ngga bisa gimana? Ya udah satu juz deh, kalau ngga bisa lagi gimana? Yang penting ada niat untuk murojaah walaupun cuman selembar. Sebenarnya saya juga susah melakukan ini tapii yang penting punya niat dan masih ada usaha untuk murojaah.

3. Selesaikan kuliah sesegera mungkin. Lalu kalau kuliah udah selesai pengen lanjut karir tapi hafalan belum selesai gimana? Enjoy aja dalam masa perkuliahan, nikmati proses. Menurut saya kalau udah lulus tapi belum khatam, kamu bisa ambil kelas privat untuk bener-benr fokus mengkhatamkan al-quran. Lah ketinggalan sama yang lain dong, orang-orang udah punya karir tapi kita masih lanjut ngehafal? Nggapapa dong setidaknya kamu masih punya bekal hidup yaitu al-qur’an, al-quran yang membawamu. Cari keberkahan karir lewat al-quran walaupun emang prosesnya berbeda dengan yang lain. Harus sabar insyaallah, yakin deh kalau setelah khatam kalian lebih plong dan fres untuk menjalani karir karena kalian udah punya pegangan al-qur’an itu sendiri.

 

Jadii. Kesimpulannya nikmati proses, kuliah ya kuliah, hafalan ya hafalan. Jangan terlau berpikit ini itu intinya nikmati aja prosesnya. Kalau udah wisuda tapi belum khatam ya udah lanjutin hafalan tapi kuncinya harus fokus biar cepet khatam.

 

Disclaimer, bahwa saya nulis ini sebenarnya biar saya kena tamparan juga, biar semangat juga, soalnya ngga ada yang nyemangatin wkwk. Ada deng ada yang nyemangatin, ada yang ngedoain kita, ada yang nunggu kita di rumah yaitu siapa ya orangtua kita sendiri. Makanya ngga usah sedih klu ngga ada support system, ngga usah sedih kalau ngga punya pacar, padahal kita punya support system yang pasti yaitu ya orangtua kita sendiri, ada yang nunggu kita di rumah, nunggu suksesnya kita… okeyy sekian dan terimakasih banyak yang udah baca sampai akhir semoga bermanfaat yaa dan bisa jadi jawaban untuk teman-temanku yang risau memikirkan hal yang sama seperti saya. 



 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Sih yang Kita Kejar dari Dunia?

-
Gambar
  Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, pernahkah kita berhenti sejenak untuk bertanya kepada diri sendiri, "Sebenarnya, apa yang aku kejar dari dunia ini?" Apakah harta? Jabatan? Pengakuan dari orang lain? Atau mungkin sekadar kehidupan yang terasa nyaman dan tanpa masalah? Pertanyaan ini terdengar sederhana, tetapi jawabannya bisa membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang hidup. Banyak orang terjebak dalam rutinitas tanpa benar-benar tahu ke mana mereka sedang menuju. Kita bangun pagi, bekerja atau belajar, berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan, tetapi di ujung hari, ada perasaan kosong yang tidak bisa dijelaskan. Lalu, apa sebenarnya yang sedang kita cari? 1. Dunia yang Tak Pernah Memberi Kepuasan Salah satu sifat alami manusia adalah tidak pernah merasa cukup. Ketika kita mencapai satu tujuan, kita merasa puas sejenak, tetapi kemudian muncul keinginan baru yang lebih besar. Seperti lingkaran tanpa ujung, kita terus berlari mengejar sesuatu yang ki...
Baca selengkapnya

Ketenangan Melahirkan Keindahan

-
Gambar
  Assalamualaikum.. Halo halo gaiss, sudah lama sekali aku tidak menulis di sini. Hobi menulisku sudah mulai pudar. Tapi tetap aku paksakan haha. Karena ini adalah blog pribadi, jadi tulisannya pun tentang pribadiku yang random ini wkwk. Kehidupan sempat membawa saya pada berbagai kesibukan dan tantangan, sehingga waktu untuk berbagi cerita pun terasa begitu terbatas. Namun, pengalaman yang saya alami belakangan ini menginspirasi saya untuk kembali menulis, dan kali ini saya ingin berbagi tentang sebuah pelajaran berharga, "bagaimana ketenangan mampu melahirkan keindahan dalam hidup."  Dalam kehidupan yang serba cepat ini, saya sering merasa seperti tenggelam dalam hiruk-pikuknya. Tugas, tanggung jawab, hingga tekanan dari lingkungan sering kali membuat saya lupa bagaimana rasanya benar-benar menikmati momen. Namun, ada satu pengalaman yang mengajarkan saya betapa berharganya ketenangan.  Saat itu, saya sedang menghadapi banyak hal sekaligus, skripsi yang menumpuk, tanggu...
Baca selengkapnya

Menyeimbangkan Dunia Kuliah dan Pesantren

-
Gambar
                Sesuai dengan judul aku mau bahas tentang bagaimana sih menyeimbangkan antara dunia kuliah dan pesantren?  aku mau cerita dulu, jadi aku adalah seorang mahasiswa semester 2 dari salah satu universitas umum swasta di indonesia. Bukan hanya menjadi seorang mahasiswa namun di sini aku juga seorang santri yang sedang menempuh hafalan Alquran. Tidak sedikit orang yang menanyakan hal "kenapa sih harus masuk pesantren? kan bisa kos? kan klu pesantren ngga bisa maksimal kuliahnya, karena di pesantren banyak kegiatan?" dan tentunya masih banyak pertanyaan lainnya mengenai "kenapa harus pesanren?". Dan sini aku akan membahasnya.  Kenapa harus pesantren? Jawabannya cukup simpel yaitu ingin mendapat berkah atau barokah dari seorang guru/ulama'/abah kyai. jika diperpanjang ada beberapa alasan kenapa aku harus masuk pesantren. 1. Karena aku ingin meneruskan hafalan al-quran ku, aku tidak cukup yakin dengan prestasi akademik yang aku mi...
Baca selengkapnya